Abdul dan Ucup berteman sejak lama, mereka telah lama bersama semenjak duduk di bangku SMA.keduanya sangat kompak, satu bangku, memakai sepatu yang berjenis sama namun sedikit berbeda warna karena sepatu Abdul lebih dahulu ia miliki dibandingkan dengan sepatu Ucup, bahkan dalam urusan ujian pun mereka kompak. Jawaban mereka sama. Tidak hanya dalam masalah sekolah, dalam pencarian cinta pun mereka saling mendukung dan membantu bahkan berjuang bersama-sama. Walaupun kompak dalam urusan ini, pilihan mereka tidak kompak pada satu wanita yang sama, mereka mempunyai pilihan masing-masing.
Kisah Abdul dan Ucup pun berlanjut. Menjelang akhir sekolah, mereka mempunyai rencana yang berbeda. Kali ini mereka tidak kompak. Setelah lulus SMA, Abdul berencana untuk tidak meneruskkan sekolah dan akan mengikuti jejak kakaknya yang telah sukses versi keluarga mereka, yaitu berjualan pakaian dalam di daerah Jakarta Selatan. Sedangkan Ucup berencana meneruskan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Ia berencana meneruskan ke perguruan tinggi swasta yang terdekat dari tempat tinggalnya, walaupun berbeda kabupaten, tapi kampus tersebut merupakan kampus yang terdekat dari tempat tinggalnya.
Akhirnya setelah menerima ijazah, mereka pun berpisah. Abdul pergi merantau sedangkan ucup tetap meneruskan rencananya yaitu masuk perguruan tinggi. Rencana keduanya tidak melenceng, mereka sama-sama mendapatkan apa yang mereka rencanakan. Abdul berjualan pakaian dalam wanita dan pria bersama kakanya dan Ucup masuk sekolah tinggi ilmu ekonomi jurusan manajemen perbankan.
Walaupun terpisah leh jarak yang jauh, namun mereka tetap menjalin komunikasi, teknologi yang kian maju seakan menjembatani mereka dalam berkomunikasi. Mereka saling berbagi cerita dan pengalaman atau sekedar cerita tentang peristiwa-peristiwa yang cukup berkesan dalam hari-harinya, termasuk tentang kisah asmara masing-masing.
Dua tahun sudah waktu berlalu, ucup pun telah berada di semester 4, Abdul telah mapan dalam usahanya. Keduanya telah mempunyai kekasih idaman hati mereka. Namun Abdul mulai ingin mengakhiri masa lajangnya karena apa lagi yang ia harapkan, usaha sudah punya, walaupun usia belum cukup dewasa, tapi dorongan untuk menikah tidak terbendung lagi, apalagi orang tua sang kekasih telah menanyakan tentang keseriusan hubungan mereka.
Setelah berbicara dengan keluarganya dan juga kepada Ucup, Abdul kemudian memantapkan untuk segera menikah.
Tidak lama setelah melamar, mereka pun menentukan hari akad. Gadis yang akan ia persunting adalah gadis lugu berusia 19 tahun yang merupakan anak kedua dari pemilik kontrakan yang ditempati Abdul.
Hari akad segera tiba, Abdul dan keluarganya sibuk sejak seminggu sebelumnya. Akad akan digelar di Jakarta, rumah calon mertua, pada hari Minggu pukul 09.00 Wib. Dua mobil kijang berangkat dari rumah Abdul pukul tiga pagi, di salah satu mobil tersebut terdapat Ucup yang meluangkan waktunya untuk menjadi salah satu saksi dalam akad pernikahan sahabatnya itu.
Akad berjalan dengan lancar dan sederhana tanpa adanya resepsi ayng rumit dan hiburan yang mewah hanya terdengar suara alunan musik pengiring marawis dari sebuah DVD player yang menggunakan pengeras suara dan sebuah janur kuning melambai di persimpangan gang yang menuju lokasi hajat. walaupun Abdul mengulangi ucapan akadnya sebanyak dua kali, entah karena gugup atau kenapa tapi di luar itu semuanya terkendali dan lancar. Usai bersilaturahmi dan photo-photo keluarga, bertepatan dengan suara adzan dzuhur, keluarga Abdul pamit untuk kembali pulang. Tucup ditinggal oleh keluarganya.
Menjelang sore, semuanya hampir telah beres, semua tetangga-tetangga beraktifitas seperti biasanya, hanya orang-orang yang memang sedang membantu di hajatannya masih membereskan barang-barang.
Malam telah tiba, mempelai tidak mau lama-lama berbincang-bincang dengan keluarga atau menonton sinetron “basi” bersama keluarga. Belum genap pukul sembilan malam, keduanya telah memasuki kamar pengantin yang telah di hias dan ditebari bunga melati. Apa yang terjadi kemudian???? Tentunya pembaca mempunyai imajinasi sendiri. Penulis tidak perlu menceritakan lagi.
Jam tujuh pagi jendela dan pintu kamar pengantin baru terbuka, udara pun berganti, udara yang penuh aroma asmara berganti dengan udara yang baru, udara yang masih segar, alami, dan membawa semangat hari.
Entah karena ingin berbagi kebahgiaan atau memang ekspresi kebahagiaan, Abdul tiba-tiba mempunyai niat menelpon Ucup untuk menceritakan MP (Malam Pertama). Dengan masih berkalung handuk, dan berhutang shalat subuh, Abdul mengambil telepon genggamnya dan mencari nama Ucup di Phonebook untuk segera ia hubungi.
Sambil menunggu giliran mandi, karena memang antri, Abdul menelpon Ucup dan menceritakan secara mendetail dan sistematis apa yang ia lakukan bersama istrinya semalam penuh. Cerita Abdul yang mendetail membuat Ucup tersenggal dan sesekali menelan ludah: “glek..glek..” 14 menit 28 detik sudah Abdul menceritakan pengalaman pertamanya itu kepada Ucup, pulsa tidak tergolong mahal, karena memang operator selular perang harga.
Belum mencapai cerita akhir, paman dari istrinya datang dari belakang Abdul menuju kamar mandi, abdul yang menghadap kamar mandi tidak mengetahui bahwa pamannya menuju kamar mandi. Dalam hal ini tentunya sang paman mendengar apa yang diceritakan oleh Abdul kepada sahabatnya itu. Kemudian sang paman menepuk bahu Abdul, abdul pun terkaget dan tersentak tubuhnya merespon seperti kena tegangan listrik 240 volt. “Apa yang kamu ceritakan? Apa kamu tidak tahu, kalau menceritakan pergumulan suami istri kepada orang lain adalah perbuatan syaitan?” Tanya sang paman yang kebetulan seorang ulama di daerah setempat. “e..iya Cing, ma’af..” Jawab Abdul sambil memutuskan hubungan telepon tanpa mengucapkan salam atau kata-kata akhir pembicaraan. “Persenggamaan dengan pasangan adalah rahasia, suami yang menceritakan apa yang terjadi diantara dirinya dengan istrinya di tempat tidur dengan ulah seperti itu adalah perbuatan syaitan, begitu pula dengan seorang istri, tidak boleh mencceritakan apa yang dilakukannya bersama suaminya di tempat tidur, karena itu perbuatan syaitan.
Rasulullah saw. Bersabda bahwa sesungguhnya sejelek-jelek manusia kedudukannya di sisi Allah besok pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mengumpuli istrinya dan istrinya mengumpuli suaminya kemudian salah satu diantara mereka menyebarkan rahasia kepada orang lain. Oleh karena itu, segeralah mengucapkan Istigfar dan memohon ampun kepada Allah swt.” Sang paman memberi nasehat pada ponakannya yang baru itu.
“Astagfirullah al adzim……….” Abdul mengikuti separuh dari nasehat pamannya, yang akan ia lanjutkan setelah bersuci. Karena kamar mandi telah kosong, abdul segera masuk kamar mandi untuk bersuci. Kini tinggal pamannya yang menungggu giliran antri kamar mandi
Senin, 26 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar