TEMPE BAIK BAGI ODHA
Mudah bagi kita untuk mengatakan: “bersabarlah” pada orang dengan penderita HIV/AIDS atau ODHA. Namun bagi mereka apakah semudah itu? Tentunya tidak. Namun memang selain berusaha, ODHA juga butuh kesabaran. Dunia kedokteran kini semakin maju. Angka kematian karena AIDS bisa ditekan walaupun penularan HIV semakin meningkat. Namun paling tidak, kini ODHA punya harapan hidup lebih lama.
Selain perawatan dengan obat-obatan, yaitu ARV (antiretroviral) dan obat IO (infeksi oportunistik), ODHA juga perlu asupan gizi yang seimbang dan baik. Asupan gizi yang cukup membuat ODHA memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga memperlambat masuk ke dalam tahapan AIDS.
Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-obatan. Terapi gizi medis harus segera dilakukan sesaat setelah diketahui adanya HIV dalam tubuh kita. Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung kalori yang memadai. Protein yang sesuai dan berkualitas tinggi, bahan makanan yang mempunyai efek antioksidan yang tinggi serta mengandung vitamin dan mineral yang cukup.
Dengan terapi gizi ODHA dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mempertahankan berat badan yang normal, meningkatkan kualitas hidup, menjaga interaksi obat makanan agar penyerapan obat lebih optimal.
Dr Paul F Matulessy MN PGK DSpGK, dokter spesialis gizi klinik di RS UKI, Cawang, mengatakan , pada prinsipnya ODHA harus menerima makanan yang tinggi kalori tinggi protein (TKTP), diberikan bertahap secara oral (melalui mulut), kaya vitamin dan mineral, dan cukup air.
Paul mengatakan, obat tradisional seperti buah merah telah terbukti tidak mampu melawan HIV. Tapi masih banyak bahan tradisional lainnya yang terbukti mampu menjaga kondisi tubuh ODHA. Misalnya, tempe kelapa, brokoli, kembang kol, alpukat, kacang-kacangan, ayuran, dan wortel.
“Tempe sangat baik bagi ODHA karena, tempe mengandung protein yang sangat tinggi dan vitamin B12. tempe juga mengandung bactericide, pembunuh bakteri. Bacteride bisa mengobati dan mencegah diare, suatu penyakit yang berbahaya bagi ODHA,” kata Paul.
Karena kebanyakan ODHA mengalami gangguan pencernaan termasuk sariawan berebihan. Paul menciptakan jus tempe untuk dikonsumsi ODHA. Jus, kata paul lebih mudah dicerna. Jus tempe itu jadi enak dengan tambahan berbagai macam sayur atau buah-buahan.
‘Saya menyuplai jus temp eke tempat artis Didi Mirhad saat ia masih hidup. Didi bisa membaik kondisinya berkat jus tempe itu.” Kata Paul tentang artis yang meninggal karena HIV/AIDS.
Sementara itu, Ineu Sariningrum, ahli gizi dari RSPI Sulianti Santoso, karena ODHA kerap mengalami anorexia, mual, muntah, nyeri abdomen, diare, dan penurunan berat badan, asupan gizinya harus optimal.
“Asupan gizi ODHA harus dipantau sesuai dengan kebutuhan tubuh tapi yang pasti, harus lebih banyak daripada orang normal. “Makan mi instant pun boleh, asal ditambah telur, sayur, daging, dan tidak boleh lupa minum susu.” Katanya.
Umumnya ODHA mengkonsumsi zat gizi di bawah optimal. Biasanya mereka hanya mengkonsumsi 70% kalori dan 65% dari total yang diperlukan tubuh. Kondisi zat gizi yang demikian tidak mencukupi kebutuhankalori yang meningkat karena peningkatan proses metabolisme sehubungan dengan infeksi akut.
Kebutuhan kalori ODHA sekitar 2.000-3.000 kkcal/hari dan protein1,5-2gram/kgBB/hari. Untuk mencukupi kebutuhan kaori dan protein sehari dengan memberikan makanan lengkap 3 kali ditambah makanan selingan 3 kali sehari.
Nah, kini kita tahu bahwa kesempatan hidup bagi ODHA kini dapat lebih lagi dengan memaksimalkan asupan gizi.
Keputusan hidup dan mati ada di tangan Tuhan. Sebagai manusia kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar setiap nafas kita di dunia ini bermanfaat.
(sumber: warta kota, Minggu 12 Agustus 2007)
Minggu, 18 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar