PENDIDIKAN SEKS DI DALAM KELUARGA
Sebelum masuk pada pembahasan pendidikan seks di dalam keluarga, mari kita cari tahu terlebih dahulu apa itu pendidikan seks? Dr. Mary Calderone memberikan definisi pendidikan seks sebagai berikut: “Pelajaran untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan pemahaman diri dan hormat terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan bagi hubungan-hubungan manusiawi yang sehat, untuk membangun tanggung jawab seksual dan social; untuk mempertinggi kecakapan masa perkenalan yang bertanggung jawab, perkawinan yang bertanggung jawab, dan orangtua yang bertanggung jawab”. Jadi, dalam pengertian pendidikan seksual tidak hanya mengajarkan tentang organ-organ seksual atau bermacam teknik bersenggama saja, akan tetapi mencakup keseluruhan sikap terbuka pria dan wanita dalam hubungan mereka satu sama lain. Salah satu tujuan pendidikan seksual adalah membuat pria dan wanita menjadi bahagia dan senang dalam kehidupan seksual mereka, kebahagiaan sebagai manusia wanita dan manusia pria.
Mungkin diantara orangtua ada yang beranggapan bahwa pendidikan seks hanya akan merangsang anak-anaknya untuk berbuat asusila dan membuat ia semakin liar.
Kekhawatiran orangtua seperti ini tidak akan terjadi apabila ia memahami tentang pendidikan seks itu sendiri dan juga ia memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya agar anak tidak merasa penasaran serta harus memberikan pendidikan seksual secara proporsional dan secara continue.
Jika kita cermati, sepertinya orangtua bersikap tertutup dalam masalah seksual. Jika dibiarkan, hal ini akan membuat si anak semakin berpaling kepada teman sebaya, orang lain yang mungkin tidak bertanggung jawab, kepada pembantu rumah tangga, atau kepada siapa saja ia mencari tahu tentang masalah seksual. Ini tentunya sangat berbahaya, merka mungkin akan mengajarkan hal-hal yang tidak baik, padahal orangtua dapat memberikan pendidikan seksual secara aman.
Sikap acuh orangtua terhadap pendidikan seksual akan membuat anak berkhayal, mencari dan mencoba sendiri. Hal ini tentunya akan sangat berbahaya bagi perkembangan moral si anak karena ia mencari sendiri tanpa dibimbing oleh orangtua.
BAGAIMANA MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKSUAL KEPADA ANAK
Bagaimana Saya memberikan pendidikan seksual kepada anak Saya?
Memberikan pendidikan seksual kepada anak adalah salah satu tugas dari orang tua. Banyak orang tua yang bingung bagaimana cara memberikan pendidikan seksual, padahal mereka sebenarnya telah melakukannya, mengajari anak bagaimana cara kencing atau pergi ke WC (closset training) adalah merupakan salah satu dari pendidikan seks.
Pihak sekolah juga berkewajiban memberikan pendidikan seksual, banyak informasi teknis dan bersifat ilmiah tentang seks, akan tetapi pendidikan dasar yang bersifat latihan dan informal tentang seks harus diberikan oleh orangtua di dalam keluarga.
Kapan kita sebaiknya memberikan pendidikan seksual?
Memberikan pendidikan seksual harus dilakukan sedini mungkin yaitu sejak bayi. Meberikan anting-anting atau gelang kepada bayi wanita adalah hal yang baik. Kemudian ajarkanlah anak sesuai dengan usianya atau secara proporsional. Artinya, anak balita tidak perlu diberitahu terlebih dahulu tentang bagaimana menstruasi terjadi. Balita biasanya akan bertanya-tanya tentang dirinya, dari mana ia berasal, bagaimana ia lahir. Pertanyaan-petanyaan itu biasanya muncul dari mulut si anak, maka beritahukanlah dengan sejelas-jelasnya. Balita juga perlu diberi pelatihan closset training, cara berpakaian yang baik sesuai dengan jenis kelaminnya, cara bersikapa terhadap orang lain, dan semua hal tentang kebaikan.
Bagaiman jika anak melihat Saya sedang dicium oleh suami?
Seorang seksolog, William Master melukiskan situasi sebagai berikut: Istri sedang masak di dapur di temani dengan anaknya, kemudian ayahnya datang dan langsung mencium istrinya sambil menepuk bahunya.
Kemudian anak tersebut tersenyum bahagia. William Master berkata: “itulah pendidikan seksual”.
Mengajak anak untuk menyiapkan makan suami dan ciuman sayang yang tidak disertai nafsu syahwat sangat baik jika si anak dilibatkan, itu mengajarkan si anak dalam menyayangi dan menghormati seorang suami dan anggota keluarga lain.
Ketika anak masuk usia remaja, apa yang harus Saya lakukan?
Ketika anak akan memasuki usia remaja, berilah pengetahuan tentang menstruasi pada anak perempuan atau tentang “mimpi basah” kepada anak laki-laki. Remaja adalah usia di mana dorongan-dorongan seksual mencapai tahap paling tinggi sedangkan emosinya sangat tidak stabil. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengarahkan anak remajanya untuk mengendalikan dorongan-dorongan seksual tersebut, mungkin kegiatan-kegiatan yang positif dapat menjadi solusi dan yang paling penting dalam setiap perkembangan anak adalah dengan memberikan pendidikan dan penanaman nilai-nilai keagamaan di dalam dirinya agar ia dapat mengontrol dirinya sendiri tanpa adanya paksaan dari luar.
Pendidikan seksual harus diberikan secara proporsional dan secara continue. Jangan berfikir bahwa jika anak sudah masuk sekolah maka tanggung jawab orang tua dalam memberikan pendidikan seksual sudah selesai. Pendidikan seksual harus tetap diberikan walaupun anak sudah menikah. Pengalaman orang tua dalam mengatasi masalah-masalah keluarga dapat diajarkan kepada anak-anaknya termasuk dalam masalah hubungan intim.
Selasa, 10 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar