Nenek Moyang Sadisme
Sadisme berasal dari kata MARKIES de SADE. Nama seorang bangsawan Perancis yang sangat terkenal memilki cara memuaskan nafsu sex yang disertai dengan perbuatan kejam menyiksa wanita yang di gaulinya.
Sadisme dalam seks adalah perlakuan kasar dalam berhubungan seks untuk mendapatkan kepuasan seks.
Markis de Sade menampari wajah, menggigit payudara, mencekik leher, membentur-benturkan kepala dari wanita teman kencannya. Dengan cara ini tentunya membuat wanita tersebut menjerit-jerit dan melolong-lolong kesakitan dengan darah yang bercucuran dan tubuh yang babak belur. Tidak jarang korban dari perilaku sadisme bangsawan tersebut meninggal dunia.
Nero adalah kaisar kerajaan Romawi yang memiliki nafsu seks yang sadis.
Setiap kali Nero melakukan hubungan seks kerap diakhiri pembunuhan dengan mempergunakan cara yang unik dan keji, sementara itu ia pun memiliki kebiasaan menonton jalannya pembunuhan dengan gairah birahi yang meluap-luap. Salah satu “mata acaranya” yang terkenal ialah : Memasukan beberapa orang laki-laki dan wanita yang sudah ditelanjangi ke dalam sebuah gelanggang arena untuk dikorbankan kepada binatang-binatang buas seperti singa atau harimau ganas yang tengah kelaparan. Atau mereka di ikat di atas kereta, korban penyiksaan ini melolong kesakitan terseret kereta sampai mati dan tubuhnya hancur.
Selain Nero, kaisar Romawi yang memiliki sadisme seks adalah Kaisar Tiberus dan Kaisar Cara Calal.
Kedua kaisar ini hanya memperoleh kepuasan seksual apabila mereka telah melihat wanita-wanita disiksa sampai merintih-rintih, menjerit-jerit, kesakitan. Tiberus terkenal dengan permainan cambuknya. Dia perintahkan wanita yang akan menjadi korban seksnya untuk bertelanjang bulat kemudian ia mencambuki wanita tersebut sekehendak hatinya, hal ini tentunya membuat wanita tersebut menjerit kesakitan dan lari pontang-panting tanpa boleh lari keluar ruangan. Setelah ia merasa puas mencambuki korbannya barula ia menerkam korbannya yang malang itu sebagai titik pemuas nafsu seksnya. Jelasnya, penyiksaan yang dilakukan Kaisar Tiberus itu hanya untuk memancing gairah seksualnya saja, karena dengan mendengar jeritan, rintihan dan tangis dari wanita yang disakitinya itu, gairah seksualnya timbul. Semakin hebat lolongan atau jeritan dari korbannya maka nafsu seksnya akan semakin tinggi.
Kaum wanita yang memiliki sadisme dalam seks adalah Veleria Messalina dan Catharina Van Medicis.
Valeria Messalina adalah anak perempuan dari konsul Marcus V dengan Messalina Barbatus. Dia menjadi permaisuri pertama dari kaisar Claudius di Roma. Ratu ini terkenal karena kelakuannya yang melewati batas dalam soal seks. Dia menyiksa dengan cara-cara antara lain: memasukan sebatang tongkat besar dan panjang sedalam-dalamnya kelobang anus laki-laki. Bila laki-laki itu telah menangis dan melolong-lolong kesakitan dn hampir pingsan karena perbuatannya itu, barulah gairah seks Ratu seks tu bangkit.. Dia menghentikan siksaannya dan mencekoki obat perangsang ke mulut laki-laki tersebut. Setelah itu barulah Valleria siap dengan nafsu birahinya yang menyala-nyala. Dan Cuma kematian belaka yang menunggu para laki-laki yang pernah bermain seks dengan ratu tersebut. Mengapa? Karena Ratu sudah bosan, maka Valerioa selalu perintahkan algojonya membunuh lelaki bekas pemuas seksnya.
Catharina Van Medicis aadalah seorang Ratu di Perancis pada abad lima belas. Dialah penganjur utama dalam pembunuhan besar-beasaran di Paris pada tanggal 23-24 Agustus 1512. Peristiwa itu terkenal dalam sejarah sebagai malam Bartholomeus. Yang menjadi korban adalah kaum Hugenoot.
Catharina menikmati banjir darah sambil bermain seks dengan beberapa pria pemuas nafsu seksnya.
Kegemaran lain dari ratu ini ialah memerintahklan dua orang laki-laki saling membunuh dengan pedang di tangan masing-masing dan dalam keadaan telanjang bulat.pemenangnya sudah tentu akan disantap oleh Cathrina Van Medicis, sampai akhirnya ia bosan dan laki-laki yang jadi pemenang itupun harus merelakan lehernya dipancung oleh algojo Ratu tersebut.
Jack de Riper di London dan Landru di Paris yang terkenal dengan pembunuhan 144 wanita hanya untuk disertai pemuasan nafsu seksual belaka.
Jack de Riper memuiaskan nafsu seksnya sambil menyiksa weanita yang menjadi mangsanya dengan sangat kejam sekali. Seluruh tubuh wanita itu direjam dan dilukainya, lalu pada klimaksnya, wanita itu disembelih dan tubuhnya dipotong-potong. Dia baru memperoleh kepuasan seksnya bila melihat darah dan mendengar jerit-lolong kesakitan dari lawan bermain seksnya.
Jumat, 27 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar