Senin, 18 Mei 2009

Ada Sedekah Dalam Seks


Seks atau senggama tidak hanya aktifitas fisik semata, seks adalah suatu kegiatan yang sifatnya sosial. Tidak ada objek dalam berhubungan seks, kedua pasangan memiliki hak untuk dipuaskan dan memuaskan pasangannya. Oleh karena itu, tidak pantas bagi kedua pasangan yang mengeluarkan istilah “kalah” dalam berhubungan seks. Hubungan seks bukan ajang untuk saling mengalahkan atau berlomba siapa yang orgasme duluan. Akan tetapi merupakan sebuah ekspresi kasih sayang sehingga saling memberikan kepuasan seksual diantara keduanya. Mulai dari sekarang, hindari sikap, perkataan yang merendahkan pasangan anda dalam berhubungan seks.

Rasulullah saw. Bersabda kepada para sahabat beliau, “Dalam persetubuhan yang kalian lakukan ada sedekah.” Para sahabat beliau terkejut lalu bertanya, “Bagaimana bisa salah seorang dari kami memuaskan hasratnya lalu ia dianggap bersedekah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Bukankah jika ia melakukannya dalam situasi yang haram (bukan istrinya) maka ia berdosa? Maka jika ia melakukannya secara sah, terhitung baginya sedekah.”[1]

Persetubuhan dalam hadits tersebut tentunya persetubuhan yang baik, toleran, manusiawi, dan tidak melanggar aturan agama.

Alasan mengapa hubungan seks terhitung sedekah adalah sebagai berikut:

- hubungan seks tidak hanya sekedar aktivitas fisik dan pemuas nafsu belaka, tetapi juga ekspresi kasih sayang sehingga kedua pasangan saling memberikan kepuasan/kenikmatan.

- Hubungan seks harus toleran/tidak egois. Kedua pasangan tentunya perlu membicarakan mana yang ia rasa nyaman dan tidak nyaman. Islam mengajarkan agar tidak mencabut penis ketika telah ejakulasi hingga istri tidak merasakan orgasme.

- Hubungan seks adalah sesuatu yang sakral/suci. Melakukan seks demi mencapai keridhaan Allah.

Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal terhitung sebagai kekurangan pada seorang laki-laki. Pertama, menemui seseorang yang ia ingin kenal, dan membiarkannya pergi sebelum mencari tahu namanya dan keluarganya. Kedua, menolak kemurahan hati seseorang kepadanya. Dan ketiga, menghampiri istrinya dan bersetubuh dengannya tanpa terlebih dahulu berbicara padanya dan meraih keintimannya, memuaskan kebutuhunnya dari istrinya sebelum istrinya memuaskan kebutuhannya darinya.” (H.R. Dailami).[2]

Hadits ini tentu benar adanya, suami terkadang egois. Ketika ia menginginkan untuk berhubungan seks, ia langsung ke penetrasi, dan setelah ejakulasi, ia langsung tidur. lebih-lebih suami menganggap istrinya frigid (dingin) dalam berhubungan seks, tidak merespon rangsangan-rangsangan dari suami. Padahal jika kita teliti dengan seksama, yang menyebabkan hal itu terjadi adalah suaminya sendiri yang tidak memberikan rangsangan seksual terlebih dahulu kepada istrinya. Istri seperti ruangan tertutup, untuk membuka gairah seksualnya perlu rangsangan yang baik seperti dengan mengeluarkan kata-kata mesra, gurauan, sentuhan-sentuhan, dan ciuman mesra.

Rasulullah saw. Bersabda, “Janganlah diantara kalian mendatangi istrinya seperti binatang. Adalah lebih patut baginya untuk mengirimkan pesan sebelum melakukannya”. “Apa yang dimaksud pesan itu wahai Rasulullah?” mereka bertanya. Beliau saw. Menjawab, “Ciuman dan kata-kata (rayuan).” (H.R. Dailami)[3].

Al Ghazali berkata, “Persetubuhan hendaknya dimulai dengan kata-kata yang lembut dan ciuman.” Al Zabidi menambahkan, “hal ini bukan hanya di pipi dan di bibir; ia (suami) hendaknya membelai payudara dan puting susu, serta setiap bagian tubuh istrinya.”[4]

Sumber bacaan: Hassan Hatout. Pendidikan seks islami. Penerjemah, Yudi. (Jakarta: Pustaka Zahra, 2005)



[1] Hassan Hatout. Pendidikan seks islami. Penerjemah, Yudi. (Jakarta: Pustaka Zahra, 2005) h. 46

[2] Ibid., h. 47

[3] Ibid,. h.49

[4] Ibid,. h. 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar